ANTARA TUGU DAN MAHAMERU

BY AKHDAN RAMADHANI - MONDAY, SEPTEMBER 25, 2017



 
Berpetualang ke gunung? Gunung? Mau ngapain dan ada apa disana? Esensi yang didapetin apa? Kalo cuma dapetnya capek, kesel, sakit pinggang, pegel linu, dan masuk angin ngapain kesana? Masih banyak kok kerjaan lain. Itulah sekelumit pemikiran saya kala pertama kali diajak berpetualang ke gunung. Apalagi saya yang mendaki gunung harus membawa bobot 2 kali lipat dari temen-temen yang lainnya, maklum disini saya harus bawa carier dan perut saya yang lumayan membuncit HEHE...
Oke, skip untuk membahas perut saya. 
Gunung? Ya, kali ini saya akan membahas tentang SEMERU. Mungkin dikalangan netijen saat ini mendengar sebuah kata semeru tak asing lagi baginya. Semeru yang dikenal dengan "Ranukumbolo"-nya serta "Mahameru" yang nan mempesona memiliki ketinggian 3676 mdpl dan terletak di Desa Ranu Pani, Tumpang, Malang, Jawa Timur. Semeru merupakan gunung tertinggi ke-4 di Indonesia dan termasuk destinasi favorit bagi para pendaki lokal maupun mancanegara. Semeru pun terkenal dengan gunung api yang masih aktif dan masih rutin mengeluarkan asap dari dalam kawahnya. Ya, itulah dia Gunung Semeru.
Mahameru, puncaknya para dewa

Akhir bulan Juni saya mendapatkan sebuah sms dari temen yang isinya ialah ajakan untuk mendaki semeru. Ibarat lirik lagu gamma 1 "pilih dia atau aku", saya sempat dilema untuk mengiyakan atau berkata tidak pada korupsi.... waduh maaf saya typo, mbok ra sengojo arep bilang korupsi. aku njaluk ngapuro ya ndukkk. Oke, kenapa saya dilema? Karena sejujurnya saya senang seandainya bisa mencapai puncak mahameru, tapi saya terlalu takut untuk membawa perut saya kesana.
U know what i mean lah gannnn....
Setelah cukup lama bertapa dikaki gunung salak, akhirnya saya memutuskan untuk mengiyakan ajakan teman saya. Dan tepatnya pada 29 Juli 2017 saya memulai petualangan ini.
Salah satu spot foto saat perjalan menuju desa Ranu Pani
 
Hari itu kami memulai perjalanan dari Stasiun Tugu Yogyakarta. Pendakian kali ini diikuti oleh 10 orang yang berlatar belakang hampir berbeda semua. Setelah sampai Stasiun Malang Kota Baru, tim kami langsung dijemput oleh angkot carteran yang sudah dibooking sebelumnya. Kami dibawa menuju Tumpang, dan dari Tumpang kami beralih menggunakan jeep menuju desa Ranu Pani. Harga yang dipatok untuk satu jeep antar jemput Tumpang-Ranu Pani ialah Rp 1.200.000,-. Perjalanan dari Tumpang-Ranu Pani ditempuh sekitar 1 jam.


Penampakan jeep yang kami tumpangi 

Setelah sampai di desa Ranu Pani kami segera melakukan check-in ulang pendaftaran pendakian. Memang untuk sekelas pendakian gunung semeru bisa dikatakan elit karena sudah memakai prosedur pendaftaran pendakian online. Setelah melakukan beberapa pengecekan, selanjutkan kami diarahkan untuk mengikuti briefing pendakian di pos simaksi. Briefing ini diberikan oleh sahabat volunter semeru. Mereka memberikan berbagai macam informasi terkait pendakian gunung semeru. Aturan yang ditetapkan di gunung ini juga sangat baik. Sebelum pendakian para pendaki wajib memberikan surat tanda sehat dan ktp asli sebagai jaminan kepada pihak simaksi. Pendaki pun diharuskan membawa turun sampah sejumlah logistik yang dibawa selama pendakian. Untuk biaya pendakian sendiri, pihak simaksi menetapkan harga sebesar Rp 17.500,- untuk weekday dan Rp 22.500,- untuk weekend.
Pukul 11.00 wib pendakian pun dimulai. Memulai pendakian dari ranupane menuju ranukumbolo memakan waktu sekitar 4-5 jam perjalan. Sebenernya juga 1 jam pun bisa untuk sampai di ranukumbolo ataupun puncak mahameru. Tapi sayangnya saya hanya manusia biasa, bukan titisan siluman indosiar. Jadi untuk mendaki dengan estimasi waktu 1 jam ialah "mustahil".
Teruntuk pendaki yang mudah kelaparan, anda jangan takut karena disetiap pos selalu ada jajanan yang enak terutama semangka vs sambal khas warga ranupane. Harganya pun semua dipukul rata Rp 2.500-,.
Setelah 4 jam perjalanan kami pun langsung disambut dengan menawan oleh danau idaman para pendaki. Ranukumbolo, berada diketinggian 2400 mdpl. Bisa dikatakan entah kenapa semeru jarang sekali sepi kecuali bulan ramadhan. Ranukumbolo pun saat itu cukup dipadati oleh beberapa pendaki dari wilayah lain.
Temaram di Ranukumbolo
Ranukumbolo Sky

Sunrise Ranukumbolo
Selamat Pagi Ranukumbolo

Setelah puas berfoto ria, kami melanjutkan perjalanan menuju "kalimati". Kalimati merupakan pos terakhir untuk mendirikan tenda sebelum melakukan summit ke puncak. Estimasi waktu perjalanan yang ditempuh untuk tiba di kalimati sekitar 3-4 jam. Trek yang dilalui pun bisa dibilang sedikit sulit dibanding trek menuju ranukumbolo. Untuk sampai di kalimati, kami pun melewati beberapa spot yang sensasional seperti tanjakan cinta dengan mitosnya apabila melewati tanjakan tanpa menoleh ke belakang dan sambil memikirkan orang yang disukai maka orang yang disukai pun bisa menjadi jodoh kita. Ojo dipercayakke tapi, soale wingi aku mikirke Raisa eh taune  Raisa mbojo karo wong liyo. Tapi yo mbuh sih... Setelah melewati tanjakan cinta, kami pun disuguhi hamparan luas oro-oro ombo yang banyak ditumbuhi oleh tanaman verbenand.
Tanjakan Cinta


melewati oro-oro ombo
Setelah puas berjalan kaki akhirnya kami pun sampai dikalimati dan segera memasang tenda dan beristirahat untuk menghadapi summit nanti malam.
Suasana Kalimati

Waktu yang dinanti pun tiba, sebelumnya saya sempat memandang apakah bisa untuk sampai ke puncak. Karena melihat trek yang terjal dan berpasir. Wajar apabila semeru banyak memakan korban, karena jalur untuk melakukan summit sangat sulit dan berbahaya. Saran saya apabila dari netijen berkeinginan untuk mencapai puncak mahameru maka pakailah perlengkapan yang se-safety mungkin. Karena apabila salah sedikit bisa berakibat fatal.
Foto dijalur pendakian
Setibanya di puncak, sebagian dari tim pun menitikkan air mata dipuncak mahameru. Setelah berjam-jam melakukan trekking tanpa putus asa dengan ditemani batu, pasir, debu, dan jalur yang sangat terjal, akhirnya semua terbayarkan! Terimakasih Tuhan yang telah memberikan kami kesempatan untuk berdiri di Mahameru, titik tertinggi daratan pulau Jawa. Bersama teman, bersama pendaki lainnya, dan tak lupa bersama restu orang tua yang mengharapkan kami sampai dan pulang dengan selamat.

Penampakan saat berada dipuncak Mahameru

Terimakasih Tuhan
Terimakasih Indonesia
Terimakasih Mahameru












Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

GUNUNG LAWU, SAYANGI LUTUT ANDA...

WHEN BAKPIA MEET CARICA